Tahap Demi Tahap Prosesi Temu Manten

Upacara temu  manten  ini sering  disebut juga dengan  upacara panggih. biasanya  acara panggih  ini dilaksanakan  sesudah upacara akad nikah. adapun beberapa alat dan bahan yang disiapkan untuk melaksanakan prosesi ini :
  • Gantalan : gantalan ini  berisikan  daun sirih yang  didalamnya diisikan dengan pinang yang dibungkus dengan daun  sirih yang diikat  oleh benang lawe,gantalan dibawa oleh pengantin pria dan pengantin wanita
  • Bokor: bokor ini berisikan air yang didalamnya di masukkan kembang telon atau kembang setaman kembang telon ini berisikan bunga mawar, melati dan juga kenanga
  • Telur ayam : telur ayam ini dituh di dalam baki
  • Kain sindur : kain sindur ini digunakan untuk menyelimuti pundak kedua pengantin dalam upacara panggih
  • Dua buah gelas berisikan air
  • Beras kuning,kacang tolo, kedelai putih,kacang hijau, kluwak, kemiri, kembang telon uang receh dalam jumlah ganjil: beras dan uang receh  ini digunakan untuk  upacara kacar-kucur
  • Nasi kuning lengkap dengan lauknya: nasi kuning ini digunakan pada upacara dahar kalimahan
Adapun tahapan dalam upacara panggih ini :
  1. Pengantin pria datang diiringi oleh sepasang  kembar mayang pria dengan membawa janur kembar mayang di tangannya diiringi oleh bapak dan ibu mempelai pria  disertai dengan pengiring dan para pinisepuh yang  membawa SANGGAN. SANGGAN ini berisikan Gedang Ayu dan Suruh ayu  yang melambangkan sebuah keingnan  untuk selamat, arti kiasan ini dipetik dari bahasa jawa yaitu SEDYO RAHAYU, diiringi juga oleh para pengiring yang membawa beraneka macam jajanan yang diberikan pada pihak mempelai wanita
  2. Pengantin putra datang diiringi kembar mayang pria, by:CITRA KERATON
  3. Pengantin putri berjalan perlahan -lahan  dan anggun diapit oleh kedua orang tua. di depan sisi kanan dan kiri mempelai wanita terdapat dua orang kembar mayang wanita yang membawa janur kembar mayang yang telah  dirangkai, pengantin putri berjalan menuju tempat diadakannya panggih. Tempat panggih ini berisikan bokor  berisi air kembang setaman dan baki yang berisikan telur ayam yang nantinya akan diinjak oleh pengantin pria
  4. Bokor berisi kembang setaman dan telur ayam ,by:CITRA KERATON
    Pengantin putri diapit oleh orang tua dan kembar mayang wanita, by :CITRA KERATON
  5. TUKAR KEMBAR MAYANG , kembr mayang pria dan kembar mayang wanita saling menukarkan janur kembar mayang yang mereka bawa, setelah ditukarkan dua orang kembar mayang pria mundur kebelakang dan membuang janur kembar mayang diatas atap rumah mempellai wanita atau di atas terop
  6. Tukar kembar mayang, by :CITRA KERATON
  7. SAWATAN GANTAL: sebelum calon pengantin bertemu  dan berdekatan pengantin pria dan pengantin wanita saling melemparkan gantalan secara bersamaan, konon katanya sawatan ini merupakan sebuah pertanda , " Siapa yang lebih mendominasi ketika berumah tangga, jika gantalan tepat mengenai secara bersamaan dipercaya bahwa rumah tangga pengantin ini saling bekerjasama tanpa ada yang mendominasi, tetapi jika mengenai salah satu pengantin pria lebih dulu atau wanita terlebih dahulu maka yang terkena terlebih dahlu yang lebih mendominasi dalam mengatur rumah tangga
  8. NGIDAK ENDOG : Pengantin pria berjalan ke depan tanpa diiringi oleh orang tua dan pinisepuh  berhenti di depan baki yang berisikan telur ayam,kemudian pengantin putri duduk sambil berjongkok di depan pengantin pria. Pengantin pria menginjak telur ayam dengan  telapak kakinya, hal ini memiliki arti tersirat bahwa pengantin pria harus pecah pemikiran serta kedewasaannya  saat berumah tangga begitu juga pengantin wanita sebagai seorang istri harus selalu berbakti dan menghormati apapun keputusan dan pemikiran suami
    Acara ngidak endog, by :CITRA KERATON
  9. Pengantin putri membasuh kaki pengantin pria dengan bunga telon yang sudah disiapkan di dalam bokor, sesudah itu  mengelapnya menggunakkan tisue atau kain yang sudah disediakan, pengantin pria menggunakan selop kembali
    Membasuh kaki mempelai  pria,by :CITRA KERATON

    Mengelap kaki  mempelai pria, by :CITRA KERATON
  10. JUNJUNG DRAJAT:  setelah mengelap kaki pengantin pria, pengantin putri yang masih dalm keadaan duduuk dengan berjongkok di hadapan pengantin pria, kemudian pengantin pria memegang kedua pundak pengantin putri dan pengantin putri juga memegang tangan penganin pria untuk membantuya berdiri kembali. hl ini memiliki arti tersirat bahwaasannya seorang lelaki juga harus mengerti seorang istri dan menghormatinya, serta memuliakannya, menutupi kesalahan seorang istri dan menasehatinya apabila ada kesalahan dan tidak mengumbar kesalahan istri, saling mengisi kekurangan masing-masing.
    Junjung drajad,by :CITRA KERATON
  11. MUTERI KAPING TELU : setelah  itu juru rias membereskan perlengkapan panggih, pengantin wanita berjalan mengelilingi pengantin pria sebanyak 3 kali, setelah itu berhenti pada sisi kiri pengantin pria, hal ini memiliki makna tersirat yaitu pengantin pria hendaknya mengingat istrinya dalam kondisi apapapun, begitu juga pengantin wanita hendaknya setia dan lebih senang di rumah melayani suami
    Muteri kaping telu,by :CITRA KERATON
  12. UNJUKAN TIRTO WENING:ayah pengantin putri memberikan minuman air putih kepada pengantin pria kemudian pengantin putri, dilanjutkan dengan ibu pengantin putri memberikan mminuman air putih kepada pengantin pria kemudian pengantin putri.
    Unjukan tirto wening oleh bapak pengantin putri,by :CITRA KERATON
    Unjukan tirto wening oleh ibu pengantin putri,by :CITRA KERATON
  13. SINGEPAN SINDUR : Ibu pengantin putri menyelimuti kedua mempelai dengan kain sindur dan di depan kedua mempelai kain sindur di pegang sang ayah seperti sedang menggandeng atau membopong kedua mempelai melalui kain sindur sedangkan ibu pengantin putri memegangnya dari belakang, ayah mempelai wanita menggiring kedua mempelai untuk duduk di pelaminan, hal ini memiliki arti tersirat bahwa kedua orang tua  berkewajiban mempersatukan kedua insan yang memulai hidup baru menjadi sepasang suami istri
    Singepan  sindur oleh  bapak pengantin putri dan ibu pengantin putri, by:CITRA KERATON
    Ibu melepaskan sindur dari pundak kedua mempelai, by:CITRA KERATON
  14. SUNGKEM PADA SUAMI: Setelah duduk berdampingan di kursi pelaminan pengantin putri bangkit lalu berjongkok dan mencium lutut suami  atau sungkem, hal ini mengandung perlambang kebaktian seorang istri kepada suaminya walaupun kedudukan istri lebih tinggi daipada suami
  15. PANGKON : Ayah  pengantin putri  duduk di tengah -tengah  kursi pengantin  dan kedua pengantin duduk di pangkuannya , terjadilah sebuah tanya jawab antara ayah dan ibu pengantin putri " Ibu : Abot endi bapake?", "ayah: Podo  wae ". mempunyai arti bahwa  sebagai  mertua tidak membedakan antara anak sendiri dan menantu,anak menantu juga dianggap sebagai anak sendiri. kemudian dilanjutkan dengan pertanyaan berikutnya, "ibu: yo'opoo rasane, Pak?",  "Ayah : Seger sumyah ora kurang sawiji opo". pertanyaan ini mengandung makna  agar dalam mengayuh bahtera rumah tangga selalu segar sejahtera dan dalam perjodohan ini tidak ada aral melintang.
    Pangkon oleh  bapak pengantin putri, by:CITRA KERATON
  16. KACAR-KUCUR  ATAU TOMPO KOYO : Pengantin pria menumpahkan  uang recehan logam yang bercampur dengan bahan kacar-kucur yang lainnya  di atas  pangkuan pengantin putri, diatas pangkuan pengantin putri dialaskan sindur. juru rias atau Mc  mengucapkan kata-kata : " Kacar- kucur wong liyo dadi sedulur (orang lain jadi saudara), kacang kawak  dele kawak, wong liyo dadi sanak(orang lain menjadi keluarga ). Sindur yang berisi kacar-kucur tadi diserahkan kepada ibu pengantin putri supaya disimpan.hal ini sebagai perlambang bahwa seorang  suami berkewajiban menyerahkan hasil jerih payahnya atau memberikan nafkah kepada istrinya
    Kacar-kucur Tampo koyo,by :CITRA KERATON

    Penyerahan kacar-kucur pad ibu pengantin putri,by:CITRA KERATON
  17. DAHAR KLIMAH :  untuk upacara ini biasanya nasi yang digunakan adalah nasi punar (nasi kuning) beserta lauk -pauknya). Pengantin pria membuat kepelan nasi kemudian disuapkan kepada mulut pengantin putri, begitu pula pengantin putri  membuat kepelan nasi  disuapkan ke mulut suaminya. Pada jaman modern ini banyak orang menggunakan sendok. Hal ini mengandung perlambang  agar sepasang  mempelai sebagai suami istri  nantinya selalu hidup rukun  dan saling menolong,seperjuangan dan sepenanggunan dalam mengarungi bahtera rumah tangga.
    Persiapan dahar klimah, by :CITRA KERATON
    Dahar klimah, by: CITRA KERATON

    Unjukan,by :CITRA KERATON

    Unjukan,by :CITRA KERATON

    Selesai unjukan dan dahar klimah,by :CITRA KERATON
  18. NGEBEKTEN :  Upacara ini disebut juga upacara sungkem merupakan rangkaian upacara yang tidak bisa ditinggalkan, sebelum acara sungkeman  lebih dahulu keris penganti pria dilepaskan, keris harus dilepaskan hal ini berdasarkan cerita KI AGENG MANGIR. Mula-mula  pengantin putri dan pengantin pria melakukan sungkeman pada ayah dan ibu pengantin putri bergantian  pengantin pria dan pengantin putri melakukan sungkeman pada ayah dan ibu.
    Melepas keris sebelum ngabekten,by :CITRA KERATON

    Ngabekten kepada bapak ibu pengantin putri,by :CITRA KERATON






    Ngabekten kepada bapak ibu pengantin pria,by :CITRA KERATON

     

     SEMOGA ARTIKEL INI  BERMANFAAT  BAGI  ANDA DAN DAPAT  MENAMBAHKAN PENGETAHUAN TENTANG KEBUDAYAAN JAWA, SALAM: RINA CITRA KERATON.

Comments

Popular posts from this blog

ARTI DARI UPACARA PANGGIH DAN BALANGAN SURUH UNTUK ADAT PENGANTIN JAWA

Alat Dan Bahan Yang Digunakan Untuk Prosesi Siraman