ARTI DARI UPACARA PANGGIH DAN BALANGAN SURUH UNTUK ADAT PENGANTIN JAWA
T3mu P3ng@ntin Ad@t j4wa |
Upacara Panggih atau Temu Penganten.
Secara tradisional Upacara Panggih atau Temu Penganten dilaksanakan dirumah orang tua penganten putri. PANGGIH berarti dipertemukannya pengantin putri dengan pengantin pria.
Pada saat yang telah ditentukan, penganten pria diantar oleh saudara-saudaranya kecuali kedua orang tuanya yang tidak boleh hadir dalam upacara ini, tiba didepan rumah pengantin putri dan berhenti didepan pintu rumah dengan membawa sanggam yang berisi gedang ayu suruh ayu yang melambangkan keinginan pengantin pria agar selamat dalam menjalankan biduk rumah tangga hal ini biasa dikatkan dengan kata sedoyo rahayu. Sementara itu, pengantin wanita dikawal oleh saudara-saudaranya dan diikuti kedua orang tuanya, menyongsong kedatangan rombongan pengantin pria dan berhenti dipintu rumah depan
Secara tradisional Upacara Panggih atau Temu Penganten dilaksanakan dirumah orang tua penganten putri. PANGGIH berarti dipertemukannya pengantin putri dengan pengantin pria.
Pada saat yang telah ditentukan, penganten pria diantar oleh saudara-saudaranya kecuali kedua orang tuanya yang tidak boleh hadir dalam upacara ini, tiba didepan rumah pengantin putri dan berhenti didepan pintu rumah dengan membawa sanggam yang berisi gedang ayu suruh ayu yang melambangkan keinginan pengantin pria agar selamat dalam menjalankan biduk rumah tangga hal ini biasa dikatkan dengan kata sedoyo rahayu. Sementara itu, pengantin wanita dikawal oleh saudara-saudaranya dan diikuti kedua orang tuanya, menyongsong kedatangan rombongan pengantin pria dan berhenti dipintu rumah depan
temu pengantin adat jawa |
Pada waktu upacara panggih, kembar mayang dibawa keluar rumah dan dibuang diperempatan jalan dekat rumah atau didekat berlangsungnya upacara perkawinan, maksudnya supaya upacara berjalan selamat dan tidak ada gangguan apapun dan dari pihak manapun.
Balangan suruh
Kedua penganten bertemu dan berhadapan langsung pada jarak sekitar dua atau tiga meter, keduanya berhenti dan dengan sigap saling melempar ikatan daun sirih yang diisi dengan kapur sirih dan diikat dengan benang. Ini yang disebut ritual balangan suruh.
Kedua penganten dengan sungguh-sungguh saling melempar sambil tersenyum, diiringi kegembiraan semua pihak yang menyaksikan. Menurut kepercayaan kuno, daun sirih punya daya untuk mengusir roh jahat. Sehingga dengan saling melempar daun sirih, kedua pengantin adalah benar-benar pengantin sejati, bukan palsu.
Comments